BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuanyang mempelajari tentang pergaulan hidup antara
seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan, atau golongan dengan
golongan. Ada dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan
sosial (masyarakat). Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya
berinduk pada ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa
terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang
masyarakat. Sosiologi mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain
Sosiologi industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan,
Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain.
Sosiologi
kesehatan
merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi
telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu
sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Menurut Mechanic tugas medis
hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik
faktor biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran
faktor sosial-budaya dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar
bagi tumbuh dan berkembangnya sosiologi medis. Straus membedakan antara
sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya
sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap faktor
di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang menempati posisi
mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan sosiologi serta untuk
menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi
mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi
dan sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan
penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian
konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi
digunakan sebagai pelengkap bidang medis. Dalam perkembangan selanjutnya
perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang
medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan.
Perkembangan
ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan tidak
hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang.
A.
Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Pengertian Sosiologi.
2.
Pengertian Sosiologi Kesehatan.
3.
Ruang Lingkup Sosiologi.
4.
Tujuan Penerapan Sosiologi
Kesehatan.
5.
Sosial Budaya dan Kesehatan.
6.
Peran Petugas Kesehatan menghadapai
Sosila Budaya yang ada di Masyarakat
7.
Jaringan Sosial dan Dukungan Sosial
8.
Faktor yang mempengaruhi Dukungan
Sosial
9.
Pengkajian Dukungan Sosial.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
Untuk Mengetahui hal-hal yang berhubungan Sosiologi Kesehatan.
1. Sosiologi.
2. Sosiologi
Kesehatan.
3. Ruang Lingkup Sosiologi.
4. Tujuan Penerapan Sosiologi Kesehatan.
5. Sosial
Budaya dan Kesehatan.
6. Peran Petugas Kesehatan menghadapai Sosila Budaya yang ada di
Masyarakat
7. Jaringan Sosial dan Dukungan Sosial
8. Faktor yang mempengaruhi Dukungan Sosial
9. Pengkajian Dukungan Sosial.
BAB II
A.
Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa
Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan.
Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August
Comte
(1798-1857). Walaupun banyak definisi
tentang sosiologi
namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
1.
(Roucek & Warren, 1962)
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompoknya .
Maksud dari pernyataan (Roucek & Warren, 1962) adalah Kelompok sebagai tempat
interaksi tindakan-tindakan individu di mana tindakan tersebut dapat
mempengaruhi kelompoknya
2.
(Selo Sumardjan & Soeleman Soemardi, 1990)
Sosiologi atau ilmu masyarakat
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk
perubahan sosial
Struktur
sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial yang pokok.
Proses sosial adalah pengarah timbal balik antara berbagai segi kehidupan.
Inti dari definisi diatas mempunyai kesamaan yaitu sosiologi adalah hubungan / interaksi antar manusia dalam masyarakat.
Inti dari definisi diatas mempunyai kesamaan yaitu sosiologi adalah hubungan / interaksi antar manusia dalam masyarakat.
3. Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia satu dengan manusia lain,
manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun
kelompok informal atau baik kelompok statis maupun kelompok dinamis.
Dapat
disimpulkan bahwa :
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari / dikaji interaksi manusia dengan manusia lain
dalam kelompok (keluarga, kelas sosial masyarakat) dan produk – produk yang
timbul dari interaksi tersebut seperti nilai, norma serta kebiasaan – kebiasaan
yang dianut oleh kelompok / masyarakat tersebut.
B.
Ruang Lingkup Sosiologi
1.
Sosiologi keluarga
Sosiologi
keluarga adalah ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis dari interaksi,
pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh
perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam
keluarga terhadap masyarakat secara umum.
Sosiologi
keluarga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar individu dalam keluarga,
hubungan keluarga dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-aspek yang timbul
dari hubungan-hubungan tersebut.”
Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam hal
pembentukan karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui
keluarga inilah kehidupan seseorang terbentuk.
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat
yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses
sosialisasi. Keluarga merupakan unit sosial pertama dan utama sebagai pondasi
primer bagi perkembangan anak. Untuk itu baik buruknya keluarga sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Dalam keluarga, seorang anak belajar bersosialisasi, memahami, menghayati,
dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Hal
tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan di setiap tindakannya dalam
menjalani kehidupan.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola prilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.
Sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau
kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan
berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan
meliputi :
- interaksi guru-siswa;
- dinamika kelompok di kelas dan di organisasi
intra sekolah;
- struktur
dan fungsi sistem pendidikan dan;
- sistem
masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Wujud dari
sosiologi pendidikan adalah tentang konsep proses sosial.
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial yang didasari oleh faktor-faktor berikut:
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial yang didasari oleh faktor-faktor berikut:
o
Imitasi atau peniruan
o
Sugesti, yang akan terjadi
apabila jika seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap
orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.
o
Identifikasi, yang berusaha
menyamakan dirinya denga orang lain secara sadar ataupun di bawah sadar.
o Simpati, yang akan terjadi manakala seseorang
merasa tertarik kepada orang lain.
Untuk mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus menciptakan situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Untuk mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus menciptakan situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Untuk menciptakan dinamika yang stabil di sekolah,
sebaiknya sekolah sebagai micro order atau keteraturan kecil (Broom,1988) atau
sekolah kecil sebagai masyarakat kecil.
Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di sekolah. Wuradji (1988) mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan sebagai perubahan sosial. Tugas-tugas pembinaan mental tersebut harus sejalan dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang mengatakan bahwa sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-sama bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan.
Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di sekolah. Wuradji (1988) mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan sebagai perubahan sosial. Tugas-tugas pembinaan mental tersebut harus sejalan dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang mengatakan bahwa sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-sama bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan.
3.
Sosiologi kesehatan
Sebagai suatu bidang yang spesifik
sosiologi kesehatan diartikan pula sebagai bidang ilmu yang menempatkan permasalahan penyakit dan kesehatan dalam konteks sosio kultural dan perilaku.
Termasuk dalam kajian bidang ini antara lain; deskripsi dan penjelasan atau
teori-teori yang berhubungan dengan distribusi
penyakit dalam berbagai kelompok masyarakat; perilaku atau tindakan yang
diambil oleh individu dalam upaya menjaga
atau meningkatkan
serta menanggulangi
keluhan sakit, penyakit dan cacat tubuh; perilaku dan kepercayaan/ keyakinan
berkaitan dengan kesehatan, penyakit, cacat tubuh, dan organisasi serta
penyedia perawatan kesehatan; organisasi dan profesi atau pekerjaan di bidang
kesehatan, system rujukan dari pelayanan perawatan kesehatan, pengobatan
sebagai suatu institusi sosial dan hubungannya dengan institusi sosial yang
lainnya; nilai-nilai budaya dan masyarakat kaitannya dengan kesehatan, keluhan
sakit dan kecacatan serta peran faktor sosial dalam kaitan dengan penyakit,
khususnya ketidakteraturan emosi dan persoalan stress yang dikaitkan dengan
penyakit.
Memperhatikan kedua definisi
tersebut jelas terlihat bahwa focus bidang sosiologi kesehatan tidak hanya terpusat
pada aspek kesehatan semata melainkan menyangkut persoalan-persoalan yang jauh
lebih luas.
4.
Sosiologi ekonomi
Sosiologi
ekonomi didefinisikan sebagai
studi tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup
mereka terhadap barang dan jasa langka, dengan menggunakan pendekatan
sosiologi.
Sejarah
Pemikiran Ekonomi
a.
Adam
Smith (1723-1790) Bukunya : Wealth of Nations
- Uang merupakan alat pertukaran yang memudahkan alokasi barang dan jasa
- Tingkat produktivitas ditentukan oleh pembagian kerja, senakin tinggi spesialisasi
- Uang merupakan alat pertukaran yang memudahkan alokasi barang dan jasa
- Tingkat produktivitas ditentukan oleh pembagian kerja, senakin tinggi spesialisasi
tenaga kerja makin produktif. Tingkat spesialisasi
tergantung pada besarnya pasar
dan modal.
- Kekayaan suatu bangsa ditemukan pada basis produksinya
- Kekayaan suatu bangsa ditemukan pada basis produksinya
b.
Karl
Marx (1818-1884) buku reff The Power of Money in Bourgeois Society.
• Manusia terasing dari obyek yang dia hasilkan
• Sejarah digerakkan oleh perjuangan kelas
• Ekonomi merupakan pondasi dari masyarakat
• Kapitalis memiliki akses pada kekuasaan politik
• Buruh hanya memiliki tenaga kerja untuk dijual
• Hubungan kapitalis dan buruh cenderung eksploitatif
• Analisis tentang hubungan ekonomi dan politik
• Manusia terasing dari obyek yang dia hasilkan
• Sejarah digerakkan oleh perjuangan kelas
• Ekonomi merupakan pondasi dari masyarakat
• Kapitalis memiliki akses pada kekuasaan politik
• Buruh hanya memiliki tenaga kerja untuk dijual
• Hubungan kapitalis dan buruh cenderung eksploitatif
• Analisis tentang hubungan ekonomi dan politik
c.
John Maynard Keynes (1883-1946)
• Peranan Pemerintah stabilisator ekonomi
• Konsumsi + Tabungan = Konsumsi + Investasi
• Peranan Pemerintah stabilisator ekonomi
• Konsumsi + Tabungan = Konsumsi + Investasi
5.
Sosiologi politik
Sosiologi
politik adalah salah satu cabang dari
sosiologi yang mempelajari dimensi sosial dari politik. Karena terdiri dari dua
kata-“sosiologi” dan “politik”- yang masing-masing mengacu pada bidang kajian
tertentu.
Sosiologi
politik
mempelajari hubungan antara negara dan masyarakat.
Sosiologi politik
menaruh perhatian pada kekuasaan dan karakteristik-karakteristik pemerintah,
serta aktivitas-aktivitas politik dalam lingkungan masyarakat yang
berbeda-beda. Namun para sosiolog biasanya lebih tertarik pada bagaimana
institusi-institusi seperti keluarga dan sistem keluarga mempengaruhi sikap
politik dan jalannya pemungutan suara.
Titik Pandang Sosialogi Politik
Titik pandang yang dimaksudkan di sini adalah sudut pandang atau pendekatan, metode yang dipakai oleh para ahli sosiologi politik untuk mempelajari masalah-masalah yang menjadi objek perhatian mereka. Umumnya para ahli sosiologi politik mempelajari masalah-masalah seperti berikut
- Kondisi – kondisi apakah yang menimbulkan tertib politik atau kekacauan politik
Titik pandang yang dimaksudkan di sini adalah sudut pandang atau pendekatan, metode yang dipakai oleh para ahli sosiologi politik untuk mempelajari masalah-masalah yang menjadi objek perhatian mereka. Umumnya para ahli sosiologi politik mempelajari masalah-masalah seperti berikut
- Kondisi – kondisi apakah yang menimbulkan tertib politik atau kekacauan politik
dalam masyarakat?
-
Mengapa sistem-sistem politik tertentu
dianggap sah atau tidak sah oleh warga
negara?
-
Mengapa
sistem-sistem politik tertentu stabil, sedangkan yang lainnya tidak ?
-
Mengapa
ada pemerintahan yang demokratis, dan mengapa ada yang totaliter? Mengapa pula
ada pemerintahan yang merupakan kombinasi antara keduanya.
-
Faktor –faktor apakah yang menyebabkan variasi
pada sistem kepartaian, taraf partisipasi politik, dan angka rata-rata
pemilihan suara?
Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, dipergunakan berbagai cara pendekatan historis, pendekatan komparatif, institusional, dan pendekatan histories, pendekatan komparatif, instituusional, dan pendekatan behavioral
Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, dipergunakan berbagai cara pendekatan historis, pendekatan komparatif, institusional, dan pendekatan histories, pendekatan komparatif, instituusional, dan pendekatan behavioral
6.
Sosiologi agama
Sosiologi agama
mempelajari peran agama
di dalam masyarakat;
praktik, latar sejarah, perkembangan dan tema universal suatu agama di dalam
masyarakat.
Menurut Dr. H. Goddijn/ Dr. W. Goddijn, sosiologi agama ialah bagian dari
sosiologi umum (versi barat) yang mempelajari suatu ilmu budaya empiris,
profan, dan positif yang menuju kepada pengetahuan umum, yang jernih dan pasti
dari struktur, fungsi-fungsi dan perubahan kelompok keagamaan dan gejala-gejala
kekelompokan keagamaaan.
Secara singkat, sosiologi agama ialah suatu cabang sosiologi umum yng
mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai
keterangan-keterangan ilmiah dan pasti demi kepentingan masyarakat agama itu
sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
Segi-segi penting yang hendak ditonjolkan dalam definisi itu antara lain :
1) Sosiologi agama adalah cabang dari sosiologi umum
2) Bahwa sosiologi agama adalah sungguh ilmu sebagaimana sosiologi umum
adalah benar-benar suatu ilmu.
7.
Sosiologi kriminal
Sosiologi Kriminal ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu
gejala masyarakat. Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini adalah
sampai di mana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.
faktor penyebab terjadinya
kejahatan atau perilaku menyimpang adalah adanya perbedaan dalam bentuk fisik
serta mental manusia, sehingga karena perbedaan itulah menyebabkan seseorang
melakukan kejahatan. Sosiologi kriminal sama sekali menolak anggapan, bahwa
faktor penyebab kejahatan adalah karena adanya perbedaan dalam bentuk fisik
maupun mental manusia. Sosiologi kriminal memiliki sudut pandang yang berbeda
dalam menganalisa faktor-faktor penyebab kejahatan. Di dalam pengelompokan
sosiologi kriminal dapat dibagi lagi ke dalam kelompok-kelompok kecil antara
lain, teori-teori Strain, teori-teori penyimpangan budaya serta teori-teori
kontrol sosial.
8.
Sosiologi pedesaan dan
perkotaan
Sosiologi
Pedesaan adalah ilmu kemasyarakatan
yang mempelajari kehidupan di lingkungan pedesaan.
Sosiologi Perkotaan
adalah studi sosiologi
tentang kehidupan sosial dan interaksi manusia di wilayah metropolitan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya
terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka
saling membutuhkan. Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya
saja buruh bangunan dalam proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan
jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang
desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian,
minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.
Kota juga menyadiakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan
menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin
berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
C.
Pengertian Sosiologi kesehatan
-
Sosiologi
kesehatan adalah studi tentang perawatan kesehatan sebagai suatu sistem yang
telah terlembaga dalam masyarakat, kesehatan (health) dan kondisi rasa
sakit (illness) hubungannya dengan faktor-faktor sosial (Ruderman : 1981).
-
Menurut ASA
(American Sociological Association;
1986) Sosiologi kesehatan : merupakan sub bidang yang
mengaplikasikan perspektif,
konsep-konsep dan teori-teori serta metodologi di bidang sosiologi
untuk melakukan kajian terhadap fenomena yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan
manusia.
-
Penerapan teori-teori sosiologi
terhadap masalah-masalah kesehatan (Soeryono soekanto, 1990)
Dapat
disimpulkan bahwa :
Sosiologi
Kesehatan adalah Sosiologi yang memusatkan perhatiannya pada masalah
kesehatan yang merupakan problem & terjadi pada semua lapisan masyarakat
D.
Tujuan Penerapan Sosiologi kesehatan
Tujuan
penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan adalah :
1.
Menambah
kemampuan Petugas Kesehatan untuk
mengatasi persoalan-persoalan kesehatan yang dialami di Kelompok
masyarakat.
2.
Menambah
kemampuan dan keyakinan tenaga Medis dalam menangani kebutuhan sosial dan emosional
pasien,sebaik kemampuan yang mereka miliki dalam menangani gangguan penyakit
yang diderita pasien.
3.
Mempelajari
cara orang mencari pertolongan medis.
4.
Menganalisis
faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit.
5.
Bermanfaat
bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai
kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis.
6.
Sosiologi kesehatan juga memberikan
analisis tentang hubungan dokter-pasien.
E.
Sosial Budaya dan Kesehatan
-
Sosial berasal dari kata ”socius”
yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
secara bersama-sama.
-
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) di artikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia atau dengan kata lain Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama
dan politik,
adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian,
bangunan,
dan karya seni.
Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis.
-
Definisi Sosial budaya itu sendiri adalah segala hal yang
dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk dan/atau dalam
kehidupan bermasyarakat. Atau lebih singkatnya manusia membuat sesuatu berdasar
budi dan pikirannya yang diperuntukkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai-nilai sosial
budaya memiliki arti penting bagi manusia dan masyarakat penganutnya.
Didalamnya tercakup segala sesuatu yang mengatur hidup mereka termasuk tatacara
mencari pengobatan bila sakit. Kekurangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
kesehatan disertai pengalaman hidup sehari-hari yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya membuat mereka mencari pemecahan timbulnya
penyakit, penyebaran dan cara pengobatan menuju ke arah percaya akan adanya
pengaruh roh halus dan tahyul.
Perilaku manusia dalam
menghadapi masalah kesehatan merupakan suatu tingkah laku yang selektif,
terencana, dan tanda dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan bagian dari
budaya masyarakat yang bersangkutan. Perilaku tersebut terpola dalam kehidupan
nilai sosial budaya yang ditujukan bagi masyarakat tersebut. Perilaku merupakan
tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan sekelompok orang untuk
kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan,
kepercayaan, nilai, dan norma kelompok yang bersangkutan. Kebudayaan kesehatan
masyarakat membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan
individu-individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan
kesehatan baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri
dari penyakit (Kalangi, 1994). Oleh karena itu dalam memahami suatu masalah
perilaku kesehatan harus dilihat dalam hubungannya dengan kebudayaan,
organisasi sosial, dan kepribadian individu-individunya.
Setiap masyarakat memiliki pola
budaya, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi dan lapisan-lapisan sosial
yang berpengaruh terahadap penentuan penyakit, penanggulangan serta
penyembuhannya , contoh :
-
Pusar bayi yang puput di simpan dan jika bayi sudah besar,pusat tersebut
bisa jadi obat untuk bayi,caranya tali pusat di rendam dan di minum kan kepada
si bayi. Mitos seperti ini malah merugikan karna jika sampai terminum oleh bayi
maka akan membiarkan mikroorganisme yang ada di plasenta akan masuk ke tubuh
bayi.
-
Wanita- wanita Hausa yang tinggal di sekitar Zaria Nigeria utara, secara
tradisi memakan garam kurang selama priode nifas, untuk meningkatkan produksi
air susunya. Merka juga menganggap bahwa hawa dingin adalah penyebab penyakit.
Oleh sebab itu mereka memanasi tubuhnya paling kurang selama 40 hari setelah
melahirkan. Diet garam yang berlebihan dan hawa panas, merupakan penyebab
timbulnya kegagalan jantung. Faktor budaya disini adalah kebiasaan makan garam
yang berlebihan dan memanasi tubuh adalah faktor pencetus terjadinya kegagalan
jantung.
- kepercayaan masyarakat tradisional Banjar adalah bila digigit ular, yang
dalam bahasa Banjarnya di sebut dengan dipatuk ular atau dipatuk
tadung.
Berdasarkan kepercayaan, orang yang terkena gigitan
ular tidak boleh memasuki rumah sebelum dilakukan pengobatan. Karena apabila si
sakit melewati talang rumah, bisa ular yang telah berada dalam tubuhnya akan
membawa pada kematian.
F.
Peran Petugas Kesehatan Menghadapi Sosial Budaya yang ada
di masyarakat.
-
Memberikan KIE (Komunikasi Informasi Dan Edukasi) perlu
memperhatkn aspek sosial budaya masyarakat
-
Ras, suku, tata nilai, pekerjaan dan
ststus sosial prlu dipertimbangkan
-
Memberikan pelayanan terkait dengan
bio, psiko, sosio, kultural & spiritual
G.
Jaringan Sosial dan Dukungan Sosial
1.
Pengertian Jaringan sosial
Jaringan Sosial adalah suatu struktur
sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau
organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih type relasi spesifik seperti
nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain.
2. Pengertian Dukungan Sosial
-
Pierce (dalam Kail and Cavanaug , 2000) mendefinisikan dukungan sosial
sebagai sumber emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh
orang- orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis
yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan.
-
Diamtteo (1991) mendefinisikan dukungan sosial sebagai dukungan atau
bantuan yang berasal dari orang lain seperti teman, tetangga, teman kerja dan
orang- orang lainnya.
-
Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari
informasi atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan
yang didapatkan karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat emosional
atau efek perilaku bagi pihah penerima.
-
Sarafino (2006) menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada memberikan
kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau menghargainya.
Dukungan
sosial adalah
dukungan atau bantuan yangh berasal dari orang yang memiliki hubungan sosial
akrab dengan individu yang menerima bantuan. Bentuk dukungan ini dapat berupa
infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat menjadikan individu
yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
H.
Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Sosial
Menurut stanley (2007), faktor-
faktor yang mempengaruhi dukungan sosial adalah sebagai berikut :
a.
Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun kebutuhan fisik
meliputi sandang, pangan dan papan. Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan
fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.
b.
Kebutuhan sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh
masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat. Orang
yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan
pengakuan di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan
untuk memberikan penghargaan.
c.
Kebutuhan psikis
Dalam kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa ingin
tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang
lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun
berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang-
orang sekitar sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.
I.
Pengkajian Dukungan Sosial
1.
Ukuran
2.
Fungsi
3.
Komposisi
4.
Lamanya berhubungan
5.
Dukungan social yang dirasakan
6.
Intimasi
7.
Reprositas
8.
Harga diri
9.
Kedalaman
10.
Afirmasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
-
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari / dikaji interaksi manusia dengan manusia lain
dalam kelompok (keluarga, kelas sosial masyarakat) dan produk – produk yang
timbul dari interaksi tersebut seperti nilai, norma serta kebiasaan – kebiasaan
yang dianut oleh kelompok / masyarakat tersebut.
-
Sosiologi
Kesehatan adalah Sosiologi yang memusatkan perhatiannya pada masalah
kesehatan yang merupakan problem & terjadi pada semua lapisan masyarakat
-
Setiap masyarakat memiliki pola
budaya, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi dan lapisan-lapisan sosial
yang berpengaruh terahadap penentuan penyakit, penanggulangan serta
penyembuhannya ,
B.
Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan
memberikan saran kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana
kita mempelajari tentang Sosiologi Kesehatan.
Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu
pengetahuan
BAHAN PENUNJANG
·
Wikipedia. 2011. Definisi Sosiologi, http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_Sosiologi
(diakses 26 Oktober 2013)
·
Ragil Setiyabudi. 2011. Sosiologi dan Antropologi Kesehatan, http://ajago.blogspot.com/2011/08/sosiologi-dan-antropologi-kesehatan.html
(diakses 28 Oktober 2013)
·
Tatik Bahar. 2011. Hubungan Aspek Sosial Budaya, http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/hubungan-aspek-sosial-budaya-dan.html
(diakses 31 Oktober 2013)
·
Ahmad Adam Julidar. 2012. Sosial Budaya, http://ahmadadamjulidar.blogspot.com/2012/03/sosial-budaya.html
(diakses 31 Oktober 2013)
·
Kartika Sari. 2011. Arti
dukungan sosial, http://artidukungansosial.blogspot.com/
(diakses 31 Oktober 2013)